Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.[1]
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua
elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan (style of the leader)
merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior).
Perpaduan atau sintesis antara “leader behavior dengan leader style” merupakan
kunci keberhasilan pengelolaan organisasi; atau dalam skala yang lebih luas
adalah pengelolaan daerah atau wilayah, dan bahkan Negara.
Banyak pakar manajemen yang mengemukakan
pendapatnya tentang kepemimpinan. Dalam hal ini dikemukakan George R. Terry
(2006 : 495), sebagai berikut: “Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk
mempengaruhi orang orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok
secara sukarela.”[2]
Kepemimpinan menurut Halpin Winer yang
dikutip oleh Dadi Permadi (2000 : 35) bahwa : “Kepemimpinan yang
menekankan dua dimensi perilaku pimpinan apa yang dia istilahkan “initiating
structure” (memprakarsai struktur) dan “consideration” (pertimbangan).
Memprakarsai struktur adalah perilaku pemimpin dalam menentukan hubungan kerja
dengan bawahannya dan juga usahanya dalam membentuk pola-pola organisasi,
saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan adalah
perilaku pemimpin dalam menunjukkan persahabatan dan respek dalam hubungan
kerja antara pemimpin dan bawahannya
dalam suatu kerja.”
Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah
satu persoalan pokok dalam ajarannya. Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan
untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah SWT, yang membawa
kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.
Sejarah Islam
telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda
Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik
pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya
dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa
jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.
Pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat
Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia
bukanlah negara Islam.
Allah SWT telah
memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam,
sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan
masalah kepemimpinan.
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz (
(#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 (
tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Artinya :“Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)[3]
Ayat ini
mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk
mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas
malaikat pernah memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi.
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB (
bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4
y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ÇÎÒÈ
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT
dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS An-Nisa: 59)
Ayat ini menunjukan ketaatan kepada ulil amri
(pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya.
Kepemimpinan Efektif
hal-hal yang mendasari kepemimpinan yang efektif.
1.
Penentuan
Tujuan
Seorang pemimpin harus memastikan dari awal bahwa semua anggota
teamnya memahami maksud dan tujuan organisasi. Apa visi dan misi organisasi
harus sudah terinternalisasi di diri masing-masing anggota. Inilah salah satu
alasan kenapa banyak di dinding-dinding kantor perusahaan kita jumpai figura
bertuliskan Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu perusahaan tersebut. Karena top
management menginginkan semua yang terlibat di organisasinya tahu arah dan
tujuan organisasinya.
2.
Komunikasi
Semua kebijakan, keputusan, informasi atau berita
apapun yang dibuat oleh top management terkait kebaikan perusahaan harus
dikomunikasikan dengan baik kepada semua anggota team. Banyak media yang bisa
digunakan untuk menyampaikannya. Pemimpin biasa dalam mengomunikasikan sesuatu
kepada teamnya tentu sudah terbiasa menggunakan media email, notes, memo dinas,
chat-group, atau internal communication tools lainnya.
Dan bagi pemimpin efektif, media-media itu saja
tidak cukup. Ada banyak alasan dari pemimpin efektif, kenapa media itu saja
tidak cukup. Salah satunya adalah, tidak semua karyawan dalam teamnya mau
membaca. Membaca pun, belum tentu semua mendapat pemahaman yang sama. Karena
itu pemimpin efektif akan membuat cara komunikasi yang lebih ‘intim’.
Man-to-man communication. Dia akan temui langsung teamnya, dan memastikan
setiap anggota teamnya memahami apa yang dikomunikasikannya tersebut.
3.
Kepercayaan
Komunikasi yang efektif didasari dengan adanya saling percaya
antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut; dalam hal ini
antara leader dengan bawahannya. Penentuan arah tujuan organisasi sudah dibuat,
kemudian dikomunikasikan dan komunikasinya dibangun di atas kepercayaan.
Bagaimana mungkin bawahan bisa menerima dan mengikuti instruksi atasan bila
bawahannya tidak ‘percaya’ kepada leadernya. Prinsip ini sangat dipahami oleh
pemimpin efektif.
4.
Akuntabilitas
(Tanggung Jawab)
Dasar keempat adalah pertanggungjawaban atau akuntabilitas. Banyak
pemimpin yang akhirnya gagal menjalankan beberapa proyek karena melalaikan
dasar ini. Hal ini tidak dimaksudkan untuk mencari siapa yang bersalah atas
kegagalan organisasi, tapi ditujukan untuk menuntut pertanggungjawaban dari
semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Prinsip ini memunculkan
kaidah check-list; monitoring.[4]
ü Dalam
surat al-Anbiya ayat 73 : mengerjakan
kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat.
ü Dalam
surat an-Nisa ayat 173 : menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah
ü Dalam surat as-Sajadah ayat 24 : memberi petunjuk dengan
perintah Allah ketika sabar, an meyakini ayat-ayat Kami.
Selanjutnya mengenai
Kepemimpinan efektif sebagai mana terurai di atas adalah merupakan sebagai hal
yang mendasar, hal yang harus ada dalam seoran peminpin yang efektif. Seorang
Pemimpin harus mempunyai Visi dan Misi untuk sebuah Organisasinya sebagai tujuan
Jangka panjang dan jangka pendek, yang merupakan perwujudan dari tujuan sebuah
Organisasi itu didirikan.
Kemudian seorang
pemimpin harus pandai-pandai dalam berkomunikasi, baik berkomunikasi dengan
bawahanya maupun dengan yang lebih diatasnya. Dengan komunikasi sebuah visi dan
misi yang sudah di bangun akan dapat berjalan dan dapat dilaksanakan.
Yang selanjutnya yaitu
kepercayaan. Seorang pemimpin harus mempunyai sebuah kepercayaan, entah
kepercayaan terhadap dirinya sendiri maupun kepada bawahannya. Dengan
Kepercayaan terhadap dirinya, Seorang pemimpin akan mempunyai kekuatan/ power
untuk menjadi pemimpin yang efektif. Selain itu kepercayaan kepada bawahanya
juga diperlukan, karena dengan kepercayaan tersebut, paling tidak seorang
seorang bawahan akan merasakan sedikit penghargaan dan bangga dengan
kepercayaan yang diberikan.
Yang terakhir adalah
Akuntabilitas (Tanggung Jawab). Ini adalah hal yang penting bagi seorang
pemimpin. Karena tanggung jawab merupakan amanat yang harus dijalankan.
[2] http://fosmaiweb.fisip-untirta.ac.id/?p=223
[3] http://sip-online.blogspot.com/2013/11/kepemimpinan-dalam-islam-menurut-al.html
[4] http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/02/02/empat-dasar-kepemimpinan-efektif-435672.html
0 komentar :
Post a Comment