Globalisasi
tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa
membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia, baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang
kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan
lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Walaupun
pengaruh-pengaruh tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme, akan
tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala
masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi
aspirasi kepada masyarakat untuk diterapkan di negara Indonesia.
Jika terjadi
maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia.
Namun, bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak
anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Oleh karena
itu, sebagai kegiatan yang dianggap oleh segelintir orang sebagai aktifitas
yang telah usang atau ketinggalan zaman, kegiatan Pramuka mampu menjadi
pendobrak terkikisnya rasa nasionalisme.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo menegaskan bahwa
Pramuka Indonesia harus siap menghadapi era globalisasi dengan terus
mengembangkan kegiatannya. Tuntutan untuk terus mengikuti perkembangan zaman,
juga terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi persaingan dalam era
Masyarakat Ekonomi Asean 2015.
Di era yang semakin maju seperti ini
banyak perubahan yang telah terjadi. Salah satunya adalah perubahan ekonomi
negara yang sangat pesat, namun perubahan tersebut terkadang membuat kemajuan
atau kemunduran bagi masyarakat itu sendiri. Sekarang ini masyarakat terkadang
mengalami kesuliatan dalam menghadapi perekonomian mereka. Salah satu contohnya
masyarakat indonesia dalam menghadapi ekonomi di ASEAN. Kita sebagai masyarakat
indonesia harus bisa mengahadapi ekonomi asean 2015 yang sudah direncanakan
oleh pemimpin – pemimpin ASEAN.
Indonesia sendiri sebenarnya
mempunyai banyak peluang untuk bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Indonesia adalah negara agraris. Tanah indonesia sangat cocok sekali ditanami
rempah – rempah dan tanaman lainnya yang banyak dibutuhkan oleh negara di
dunia.
Dengan adanya hal seperti itu,
bagaimana cara kita untuk memanfaatkan MEA itu sendiri ?. Di negara kita banyak
sekali sektor yang bisa dimanfaatkan. Dan juga pada sektor perikanan, kita
ketahui sendiri lebih dari 50% wilayah indonesia adalah perairan. Kemudian kita
juga mempunyai sumberdaya alamnya yang melimpah. Seperti lumpur lapindo, dari
tahun 2004 sampai sekarang mmasih keluar lumpur. Seandainya itu dimanfaatkan
dengan baik, bisa membantu ekonomi indonesia menjadi semakin maju.
Jadi untuk menghadapi MEA Indonesia
harus melakukan pembangunan dalam segala sektor. Sumber daya manusia juga harus
diperbaiki, supaya kita bisa mengolah hasil alam yang kita punya.
Apa itu Masyarakat Ekonomi Asean?
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat
membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015
mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa
menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing
di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual
barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara
sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Bagaimana itu mempengaruhi Anda?
Berbagai profesi seperti tenaga
medis boleh diisi oleh tenaga kerja asing pada 2015 mendatang.
Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus
perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional,
seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.
Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dita
Indah Sari, menjelaskan bahwa MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan
yang sebelumnya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing.
"Pembatasan, terutama dalam sektor tenaga kerja
profesional, didorong untuk dihapuskan," katanya.
"Sehingga pada intinya, MEA akan lebih membuka peluang
tenaga kerja asing untuk mengisi berbagai jabatan serta profesi di Indonesia
yang tertutup atau minim tenaga asingnya."
Bagaimana sikap dimiliki seoarang pramuka terhadap MEA?
Menpora mengatakan, banyak hal yang telah dilakukan pembina
pramuka di kwartir nasional dan daerah untuk memajukan pramuka. Misalnya,
tambah Menpora, dengan terlaksananya kegiatan Jambore On The Air (JOTA) dan
Jambore On The Internet (JOTI).
"Alhamdulillah, saya lihat sekarang Pramuka Indonesia
adalah pramuka yang tidak ketinggalan zaman. Jadi, saya tidak setuju jika ada
yang bilang bahwa pramuka kita ketinggalan zaman. Yang mengatakan itu berarti
dia tidak tahu apa-apa tentang pramuka sekarang," kata Menpora ketika
menghadiri acara penyalaan api unggun bersama para anggota Pramuka Kalbar di
Pontianak belum lama ini
Dia juga menyambut gembira masuknya pramuka sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 sebagai gerakan yang fleksibel,
menyenangkan, dan tentu tak meninggalkan fungsinya menjadi media pendidikan karakter,
pendidikan kebangsaan & kewargaan, serta pengajaran dan pelatihan soft-skill,
seperti komunikasi, kepercayaan diri, dan kepemimpinan,
"Pramuka memang dimunculkan untuk membuat
kita menjadi pribadi yang ulet dan siap menghadapi tantangan," kata Roy Suryo. (Faiz)